Selasa, 03 Juni 2014

ILMU KESMAS


Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat.Hal ini tentu sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?Sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.


SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.
Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan / pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.

DEFINISI KESEHATAN MASYARAKAT
Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat ini. Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas sebagai berikut.
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik, kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat.
Oleh karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan sanitasi mempunyai aspek sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks. Akhirnya kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Dari pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang disempurnakan oleh WHO ,sebagai berikut.
Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
1)mencegah timbulnya penyakit
2)Memperpanjang umur
3)meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang terorganisasi untuk:
a.Memperbaiki kesehatan lingkungan
b.Pemberantasan penyakit penyakit infeksipada masyarakat
c.Mendidik masyarakatdalamprinsip prinsipkesehatan perorangan
d.Mengkordinasi tenaga tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan perawatan dan pengobatan dengan sebaik-baiknya.
e.Mengembangkan usaha usaha masyarakat agar dapat mencapai tingkat hidupyang setinggi tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.
Batasan lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948). Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
 Tujuan
Tujuan kesehatan masyarakat adalah baikdalam bidang promotif ,preventif,kuratif,dan rehabilitatif, adalah agar warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya baik fisik,mental,sosial,serta di harapkan berumur panjang.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut Winslow menetapkan suatu syarat yang sangat pentingyaitu:”Harus selalu adapengertian ,bantuan dan partisipasi dari masyarakat secara teratur dan terus menerus.
E. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,mencakup ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika,ilmu lingkungan,sosiologi, antropologi, psikologi,ilmu pendidikan dan sebagainya. Oleh sebab itu, ilmu kesehatan masyarakat adalah merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarkat antara lain :
1. Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Banyak definisi tentang Epidemiologi yang diungkapkan para ahli, beberapa diantaranya yaitu :
a. W.H. Welch
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Epidemiologi merupakan studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :
1) Frekuensi masalah kesehatan
2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.

Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan, maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
Hal yang perlu kita perhatikan sebagai tenaga kesehatan khususnya yang memiliki basic di bidang epidemiologi yang mengetahui apa saja ruang lingkup atau jangkauan epidemiologi karena ruang lingkup epidemiologi semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan tersebut secara kasat mata dapa kita lihat dalam lingkup kesehatan sekarang ini. Sebagai gambaran perkembangan ruang lingkup epidemiologi dapat di lihat sebagai berikut :
 Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penaykait wabah tersebut. Kemudia tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkemnbang selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
 Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
 Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:
1. Epidemiologi Penyakit Menular
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
4. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
5. Epidemiologi Kesehatan Kerja
6. Epidemiologi Kesehatan Darurat
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8. Epidemiologi Perencanaan
9. Epidemiologi Prilaku
10. Epidemiologi Genetik
11. Epidemiologi Gizi
12. Epidemiologi Remaja
13. Epidemiologi Demografi
14. Epidemiologi Klinik
15. Epidemiologi Kausalitas
16. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantang bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menununtut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga semakin meningakat. Demikian juga ilmu epidemiologi digunakan dalam mempelajari asosiasi-asosiasi sebab- akibat fenomena masalah kesehatan dan penduduk
2. Biostatistik /Statistik Kesehatan
Statistik dipakai dalam masalah-masalah kesehatan, baik dalam rencana, aplikasi, evaluasi, maupun monitoring. Statistik menjadi penting karena setiap pencatatan permasalahan kesehatan diperlukan untuk melakukan perbaikan.
Ruang Lingkup statistika kesehatan :
• Statistika perikehidupan, berupa kelahiran, kematian, dan perkawinan
• Mortalitas
• Fertilitas
• Morbiditas
• Pelayanan Kesehatan
• Demografi
• Lingkungan
• Gizi
Guna statistik kesehatan, antara lain :

1. Mengukur derajat kesehatan masyarakat

2. Memonitor kemajuan status kesehatan di suatu daerah

3. Mengevaluasi program kesehatan

4. Membandingkan status kesehatan di berbagai daerah

5. Memotivasi tenaga kesehatan dan policy maker (pembuat kebijakan) untuk
menyelesaikan masalah kesehatan

6. Menentukan prioritas masalah kesehatan

Dalam biostatistik/statistik kesehatan, terdapat beberapa barometer yakni :
 Indikator
Indikator adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur status kesehatan dikenal. Guna Indikator adalah untuk mengukur, memonitor, dan alat bantu evaluasi. Adapun
indikator terbagi 2 :
Indikator langsung , artinya dapat dilihat
Indikator tidak langsung yakni tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil.
Contoh Indikator :
 Imunisasi : Indikator langsung = berapa banyak anak yang telah diimunisasi BCG.
Indikator tidak langsung = berapa banyak penurunan prevalensi TBC pada anak yang diimunisasi BCG.
 PMT pada anak : Indikator langsung = jumlah anak yang diberi PMT
Indikator tidak langsung = perubahan status gizi anak tersebut
Adapun indikator dikatakan baik apabila : VRSS
- Valid = mengukur yang seharusnya
- Reliable = hasil sama pada waktu dan keadaan berbeda
- Spesific = ada perubahan hanya pada fenomena bersangkutan
- Sensitive = peka terhadap perubahan.
 Nilai absolut
Nilai absolut adalah jumlah orang / frekuensi. Guna nilai absolut : merencanakan perbaikan. Contoh nilai absolut : Data PUS (Pasangan Usia Subur) untuk menentukan target akseptor KB. Kelemahan nilai absolute : Tidak dapat digunakana untuk membandingkan status kesehatan antar satu wilayah dengan wilayah lain.
 Rasio
RASIO adalah perbandingan secara relative (a/b). Kriteria : -a dan b tidak harus sama, a bukan bagian dari b. Kelebihan : lebih mudah karena tidak perlu “population at risk”. Kelemahannya yakni tidak dapat digunakan untuk memonitor status kesehatan dan tidak dapat menentukan nilai yang lebih besar.
 Proporsi dan Rate
Proporsi : untuk data yang tidak memperhatikan waktu sedangkan rate : untuk data yang memperhatikan waktu. Proporsi dan rate dipakai untuk menentukan : Incidence Mortality Rate, Incidence Rate, Prevelance Rate, dan lain-lain.
3. Kesehatan Lingkungan
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu :
 Penggunaan Air Bersih
 Rumah Sehat
 Keluarga denga kepemilikan sarana sanitasi dasar
 Tempat Umum dan Pengolahan Makanan ( TUPM )

4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
Administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Secara umum, fungsi adaministrasi dibedakan atas 4 macam yakni :
1. Perencanaan, termasuk perencanaan pembiayan
2. Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff.
3. Pelaksanaan, yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian
4. Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun dapat dicapai atau tidak.
Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat preventif (pencegahan).
6. Gizi Masyarakat
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji makanan yang dikaitkan dengan kesehatan. Adapun ilmu gizi yakni mencakup mulai dari pengadaan,pemilihan, pengolahan dan penyajian. Gizi masyarakat berurusan dengan gangguan gizi pada masyrakat dimana masyarkay mempunyai aspekyang luas,sehingga harus ditangani secara multisektoral.
7. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja dalam lingkup kesehatan masyarkat sering dikaitkan dengan keselamatan kerja.Untuk itu, dikenal dengan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ). K3 merupakan adalah suatu kondisi yang terjadipada seseorang dalam hubungannya dengan dunia atau tempat dimana ia kerja.Misalnya, terjadi gangguan kerja akibat suana tempat kerja yang bising, cedera otot tulang,bahaya kebakaran,dsb.
Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha :
1. Promotif ( peningkatan kesehatan )
Merupakan usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan,pemeliharaan kesehatan lingkungan,olahraga secara teratur,istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang opptimal.
2. Preventif ( pencegahan penyakit )
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif ( pengobatan )
Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya.
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Meupakan usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya. Usaha pemulihan ini ditujukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan fisik,mentaldan social pasien sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya melalui latihan-latihan yang telah terprogram dan dapat pula dilakukan melalui latihan fisioterapi.
Secara garis besar,upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seniatau penerapan ilmu kesehatan masyarakatantara lain sebagai berikut :
a. Pemberantasan penyakit,baik menular maupun tidak menular.
b. Perbaiki sanitasilingkungan
c. Pernaikan lingkungan pemukiman
d. Pemberantasan vektor
e. Pendidikan ( penyuluhan )
f. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
g. Pembinaan gizi masyarakat
h. Pengawasan sanitasitempat-tempat umum
i. Pengawasan obat dan minuman
j. Pembinaan peran serta masyarakat,dsb.
Unruk menatalaksanakan suatu usaha ksehatan masyarakat perlu memperhatikan beberapa prinsip poko ksebagai berikut :
 Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan usaha promotif dan preventif daripada kuratif.
 Dalam melaksanakan usaha promotif dan preventif selalu mempergunakan biaya yang serendah-rendahnya dan mengharapakan hasilyang sebaik-baiknya.
 Usaha kesehatan masyarakat berlandaskan pada kegiatan-kegiatan masyarakat sebagai pelaku ( subjek)maupun sebagai sasaran (objek0,dengan kata lain,usaha kesehatan masyarakat dari masyarakat,untuk masyarakat dan oleh masyarakat.
 Dalam usaha kesehatan masyarakat selalu melibatkan masyarakat sebagai pelaku melalui kegiatan masyarakat secara terorganisasi.
 Usaha-usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan harus diangkat dari masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat,jika masalah tersebut tidak berhasil ditanggulangimaka akan dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarkat itu sendiri.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MASYARAKAT
“Health is not everything but without health everything is nothing”
Slogan di atas sangatlah tepat untuk menjadi cerminan perilaku kita sehari-hari, karena betapa ruginya kita semua jika dalam keadaan sakit. Waktu produktif kita menjadi berkurang, belum lagi biaya berobat yang semakin mahal menjadi beban bagi keluarga dan sanak saudara kita.
Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
a.Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain.Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadisecara evolutif dan paling sukar di deteksi .Untuk itu ,perlu dilakukan konseling genetik .Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga ,faktor genetikperlu mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit.Misalnya :seorang anakyang lahir dari orangtua penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM.Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai faktor genetik yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya ,ia harus mengatur dietnya ,teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya .Jadi dapat di umpamakan ,genetik adalah peluru (bullet ) tubuh manusia adalah pistol (senjata),dan lingkungan /prilaku manusia adalah pelatuknya (trigger).
Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b.Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat .Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan menjamin kualitas pelayanan kesehatan .Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.Misalnya ,jadwal imunisasi yang teratur da penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan kebutuhan ,serta informasitentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan meningkatkan cakupan imunisasi.Cakupan imunisasiyang tinggi akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi .
Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kab/kota
c.Faktor Prilaku Masyarakat
Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan i masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.Misalnya: Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi.Perilaku ibu ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu ibu tentang manfaat imunisasi dan efeksampingnya.Pengetahuan ibu ibu akan meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas kesehatan .Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit.
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti mencret-mencret lainnya.
d.Faktor Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh factor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk si sekitar memiliki resiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.
Untuk menganalisis program kesehatan dilapangan ,paradigma H.L.Blum dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai dengan faktor faktor yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat .Analisis ke – 4 fator tersebut perlu dilakukan secara cermat sehingga masalah kesmas dan masalah program dapat di rumuskan dengan jelas .Analisis ke -4 faktor ini adalah bagian dari analisis situasi (bagian dari fungsi perencnaan)untuk pengembangan program kesehatan di suatu wilayah tertentu.

Sasaran Kesehatan masyarakat
Individu
Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan ,yang dapat dilakukan di Rumah Sakit ,klinik ,puskesmas,rumah bersalin,posyandu,kelurga binaan dan masyarakat binaan.
Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang tergolong dalam keluarga resiko resiko tinggi ,diantaranya adalah:
1.Anggota keluarga yang menderita penyakit menular
2.Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
3.Keluarga keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk
4.Keluarga keluarga dengan keadaan gizi buruk
5.Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas keluarga
6.Dan sebagainya.
Kelompok
Kelompok kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan masyarakat adalah:
1.Kelompok ibu hamil
2.kelompok ibu ibu yang memiliki anak balita
3.kelompok PUS dengan resiko tinggi kebidanan.
4.kelompok kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan diantaranya adalah :
a. Kelompok usia lanjut
b. Kelompokwanita tuna susila
c. Kelompok anak remaja yang terlibat dalam penyalahgunan narkotika
5.Kelompok kelompok masyarakat yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti:
a. Masyarakat sekolah
b. Pekerja pekerja dalam perusahaan.
Masyarakat
Masyarakat yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah:
1.Masyarakat binaan Puskesmas
2.Masyarakat Nelayan
3.Masyarakat Pedesaaan
4.Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas ,posyandu yang diberikan penyuluhan kesehatan secara massal.
5.Masyarakat yang luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah DHF,muntah berak,dsb.










DAFTAR PUSTAKA
Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Ed.2. Jakarta : Rineka Cipta
Soekidjo Notoatmojo, 2007.Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni, , Jakarta: Rineka Cipta.
http://indonesianpublichealth.blogspot.com/2009/08/sejarah-kesehatan-masyarakat.html diakses
tanggal 3 Juni 2014
http://veteriner-island.blogspot.com/2009/12/sejarah-kesehatan-masyarakat.html diakses tanggal 3 Juni 2014
http://www.iklandisiniaja.com/582/Faktor_faktor_yang_mempengaruhi_derajat_kesehatan.html diakses tanggal 3 Juni 2014